Isnin, 23 Julai 2012

Beranikah Kita Mencontohi Abu Bakar As-Sidq, Sedekahkan Seluruh Hartanya?

harta
ARRAYAH,INFO, 23 Julai 2012 - Pernahkah terdetik dalam benak fikiran, ketika membandingkan manusia moden hari ini dengan generasi terdahulu dalam Islam? Generasi Salafusshalih. Sebaik-baik generasi. Generasi yang langsung dibimbing dan dididik oleh Rasulullah SAW. Generasi pertama yang langsung menerima wahyu Al-Quran dari Rasulullah SAW.

Sehinggakan generasi Salafushalih diabadikan dalam Al-Quran. Mereka memiliki karakter yang khas, karakter Quran. Generasi Salafushalih adalah generasi yang menyambut seruan Rabbul Alamin. Dengan seluruh jiwa raganya. Tanpa ragu sedikitpun.

Mereka tidak syak terhadap perintah-perintah Nya. Mereka beriltizam dengan perintah-perintah dan larangan-Nya. Tidak ada yang cacat dalam kehidupan mereka. Mereka menerima Islam secara keseluruhan, tak ada yang dikurangi sedikitpun, khususnya ketika menjalankan prinsip (mabda), yang bersifat ushul (asas).

Kerana itu, Allah SWT, mengingatkan kepada manusia bahawa perhiasan dunia yang Allah berikan, berupa harta dan anak, merupakan kekayaan yang dapat dinikmati sepanjang kehidupan dunia.

Namun, bukan bagian kekayaan akhirat, dan tidak dapat memberi manfaat di hari kiamat. Kekayaan dunia sangat terbatas, dan akan berakhir bersamaan dengan waktu. Kekayaan dunia tak ada yang abadi. Sedangkan kehidupan akhirat itu, lebih mulia dan kekal.

Allah SWT, selanjutnya akan memberikan kurnia bagi orang-orang Mukmin, kenikmatan di akhirat yang kekal. Tanpa batas. Tidak bisa dianalogkan dengan apapun cita rasa kenikmatan di akhirat.

Tidak dapat diimajinasikan oleh akal manusia. Ganjaran berupa kenikmatan akhirat itu. Visualisasi dengan kenikmatan kehidupan dunia, berupa harta, anak, pangkat, semua tak sebanding dengan balasan yang akan diberikan oleh Allah.

Maka, barangkali yang dilakukan oleh Abu Bakar As-Sidq RA, seperti diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib RA, bahawa Abu Bakar bersedekah hampir seluruh harta kekayaan yang dimilikinya, hampir-hampir tak lagi tersisa bagi keluarganya. Semua harta yang dimiliki di sedekahkan.

Semua digunakan fi sabilillah. Harta yang dimiliki oleh Abu Bakar Sidq RA, hampir seluruhnya di infaqkan. Sehinggakan Rasulullah SAW, menegur Abu Bakar RA, "Apa yang engkau gunakan membiayai kehidupanmu dan keluargamu, wahai Abu Bakar, sesudah seluruh hartamu engkau sedekahkan?". Abu Bakar As-Sidq, dan dengan jelas mengatakan, "Aku masih mempunyai Allah dan Rasul", katanya.

Sikap Abu Bakar As-Sidq RA mendapatkan sindiran sebagian kalangan masyarakat Madinah, atas sikapnya yang menyedekahkan dan menginfaqkan hartanya itu. Abu Bakar As-Sidq RA, sudah tidak lagi hatinya tertambat dengan harta dan segala hal yang terkait dengan dunia.

Abu Bakr rela melepaskan harta dan seluruh kekayaan yang dimiliki demi agama Allah, yang diyakininya. Tak ada ragu lagi. Kerana, seluruh jiwa dan raganya hanya diarahkan dalam mencari redha dan kemuliaan dari Allah SWT. Atas sikapnya itu, kemudian diabadikan dalam Al-Quran :-

Oleh itu, apa jua yang diberikan kepada kamu, maka ia hanyalah nikmat kesenangan hidup di dunia ini sahaja, dan (sebaliknya) apa yang ada di sisi Allah (dari pahala hari akhirat) adalah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan yang berserah bulat-bulat kepada Tuhannya; [Surah Asy-Syura (42) : 36]

Sifat-sifat seorang Mukmin yang diberikan kenikmatan oleh Allah SWT akan selalu menjauhi dosa dan berbagai bentuk kemusyrikan, yang dapat merosak keimanannya. Menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji. Menolak segala kemungkaran yang berlangsung dalam kehidupan. Tidak membiarkan kemungkaran terus bermaharajalela.

Abu Bakar As-Sidq RA dan para salafushalih selalu memenuhi panggilan Allah, ketika mereka dipanggil mengikrarkan ketauhidan, keesaan-Nya dan membebaskan diri dari segala bentuk peribadatan selain Allah Rabbu Alamin. Para salafusslahih mendirikan solat yang wajib dengan memenuhi batasan-batasannya, dan ketika menghadapi perkara mereka bermusyawarah.

Keimanan yang sempurna adalah anugerah Allah SWT. Untuk meraih keimanan yang sempurna, orang perlu taat sebenar-benarnya mengikuti perintah Al-Quran.

Tidak sedikitpun memiliki keinginan mengingkari. Taat secara keseluruhan dalam menjalani perintah-perintah Allah SWT. Kerana itu, seorang Mukmin akan selalu mentaati batasan-batasan yang diberikan oleh Allah SWT.

Ketaatan dan kesabaran orang-orang Mukmin yang begitu luar biasa, terus memegang iman dan aqidahnya sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, membuat orang yang beriman mengungguli semua jenis manusia. Inilah yang diisyaratkan oleh Allah Rabbul Alamin.

Kemudian, tengoklah hari ini, betapa manusia penuh dengan hingar bingar hidupnya,dan setiap hari didera dengan masalah-masalah kehidupan mereka. Tanpa henti. Terus menerus. Hidupnya diekploitasi oleh orang-orang yang lebih kuat, dan yang memiliki kekuasaan dan modal.

Mereka yang lemah, dan tidak memiliki aset apapun, kemudian mereka diperlakukan sebagai budak dalam kehidupan nyata. Itulah nasib orang-orang yang sudah menggadaikan kehidupan dengan mengejar harta. Mereka tak lagi memiliki nilai yang bererti bagi kehidupan.

Mereka seperti mesin, yang terus bergerak, dan tidak tahu bila masa berhenti dalam putaran. Sampai ajal menjemputnya. Kemudian di akhirat mereka menjadi sia-sia belaka.

Mereka di dunia celaka, dan di akhirat merugi. Kehidupan manusia moden yang memuja kehidupan dunia, dan mereka berada di kota-kota di seluruh dunia, hanya mengikuti rutin kehidupan, yang sama sekali tidak berguna.

Maka, Pergilah ke Jalan Islam, Sampai Mendapatkan Kemuliaan. Wallahu'alam.
[voa-islam.com/edit/arrayah.info]

Sumber : http://www.voa-islam.com/news/opini/2012/07/23/19971/betapa-abu-bakar-assidq-menyedekahkan-seluruh-hartanya/
Recent Posts Widget | Webaholic

Catatan Popular