Khamis, 15 Mac 2012

Menolak Para Pemimpin Taghut, Kembali Kepada Khalifah Penegak Tauhid


taghut
ARRAYAH.INFO, Syria, 15 Mac 2012 - Bermulanya kebangkitan di Tunisia, Mesir dan diikuti oleh negara-negara umat Islam yang lain adalah diharapkan untuk menjadi titik permulaan bagi kebangkitan semula Daulah Khilafah sebuah Negara Islam Global.

Ia juga boleh menandakan akhirnya para pemimpin taghut di negara-negara umat Islam dan permulaan pelaksanaan Syariah Islam secara menyeluruh, dalam rangka Daulah Khilafah sebuah Negara Islam Global. Insya Allah!

[59] Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang yang berkuasa) dari kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) RasulNya - jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya.
[60] Tidakkah engkau (hairan) melihat (wahai Muhammad) orang-orang (munafik) yang mendakwa bahawa mereka telah beriman kepada Al-Quran yang telah diturunkan kepadamu dan kepada (Kitab-kitab) yang telah diturunkan dahulu daripadamu? Mereka suka hendak berhakim kepada Taghut, padahal mereka telah diperintahkan supaya kufur ingkar kepada Taghut itu. Dan Syaitan pula sentiasa hendak menyesatkan mereka dengan kesesatan yang amat jauh.
[61] Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah berhakim kepada hukum Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah dan kepada hukum Rasulullah," nescaya engkau melihat orang-orang munafik itu berpaling serta menghalang (manusia) dengan bersungguh-sungguh daripada menghampirimu. [Surah An-Nisaa' ayat 59-61]

Menolak Para Pemimpin Taghut, Kembali Kepada Khalifah Penegak Tauhid

Kuasa hak menetapkan syariat hanya milik Allah SWT. Syariat yang Allah SWT tetapkan untuk diberlakukan adalah syariat Islam. Maka menerapkan syariat Islam adalah wajib hukumnya.

Sedangkan menolak hukum Islam dan mengambil aturan selain Islam, walau itu disepakati rakyat atau parlimen, adalah bagian dari memberikan hak tasyri' kepada selain Allah SWT. Itu kesyirikan dan kekufuran.

Maka siapa yang mentaati pemimpin yang menolak syariat Islam, telah menjadikan pemimpin tadi sebagai tandingan bagi Allah SWT dalam ketaatan. Siapa melakukannya telah menjadi musyrik.

Sungguh kelak nanti di neraka penyesalan bagi mereka yang telah mentaati para pembesar dan pemimpin yang tidak menjadikan Allah SWT dan Rasul-Nya sebagai tempat kembali dalam menyelesaikan segenap perkara kehidupan.

Allah SWT menjelaskan bahawa ciri-ciri utama Ulil Amri Minkum yang sebenarnya ialah komitmen untuk selalu mengembalikan segenap urusan yang diperselisihkan kepada Allah SWT (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya).

Para pemimpin yang sejati di antara orang-orang beriman tidak mungkin akan rela menyelesaikan berbagai urusan kepada selain Al-Quran dan Sunnah Ar-Rasul.


Realiti Kehidupan Umat Sedang Hidup di dalam Pemerintahan Taghut

Adapun dalam kehidupan kita dewasa ini segenap sistem kehidupan yang diberlakukan di berbagai negara, baik negara majoriti penduduknya Muslim maupun Kafir ialah mengembalikan segenap urusan yang diperselisihkan kepada selain Allah SWT (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya).

Tidak kita jumpai satupun urusan kehidupan moden yang jelas-jelas menyebutkan bahawa ideologi yang diberlakukan ialah ideologi Islam yang intinya ialah mendahulukan berbagai ketetapan Allah SWT dan Rasul-Nya sebelum yang lainnya.

Malah sebaliknya, kita temukan semua negara moden yang wujud dewasa ini memiliki perlembangaan buatan manusia, selain Al-Quran dan As-Sunnah An-Nabawiyyah, yang menjadi rujukan utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Seolah manusia mampu merumuskan perlembagaan yang lebih baik dan lebih benar daripada sumber utama perlembagaan yang datang dari Allah SWT.

Bila demikian keadaannya, berarti tidak ada satupun pemimpin negeri di negara manapun yang ada hari ini layak disebut sebagai Ulil Amri Minkum yang sebenarnya.

Pantaslah bilamana mereka dijuluki sebagai Mulkan Jabriyyan sebagaimana Nabi Muhammad SAW sebutkan dalam hadis beliau. Mulkan Jabbriyyan ertinya para penguasa yang memaksakan kehendaknya seraya tentunya mengabaikan kehendak Allah SWT dan RasulNya.

Adapun masyarakat luas yang mentaati mereka bererti telah menjadikan para pemimpin tersebut sebagai para Taghut, iaitu pihak selain Allah SWT yang memiliki sedikit kekuasaan namun berlaku melampaui batas sehingga menuntut ketaatan umat sebagaimana layaknya mentaati Allah SWT.
Na’udzubillahi min dzaalik..

Sungguh, setelah memperhatikan berbagai peringatan dan penjelasan Allah SWT di atas yang begitu terang, hanya satu pertanyaan yang berlegar di fikiran seorang muslim sejati.

Mengapa masih ada orang yang mengaku dirinya muslim namun tidak mau mengingkari taghut? Pilihlah jalan ke syurga atau ke neraka? [abuidris/arrayah.info]

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Recent Posts Widget | Webaholic

Catatan Popular